Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Gaul Sehat dan Syar’iy

Gaul Sehat dan Syar’iy Pengantar Inikah gambaran generasi muda harapan bangsa ?   Ketika separuh gadis di Jabodetabek tak perawan lagi.   Sedangkan di Surabaya, remaja perempuan lajang yang kegadisannya sudah hilang mencapai 54 persen, di Medan 52 persen, Bandung 47 persen, dan Yogyakarta 37 persen (BKKN. go. id , 2010). Adapun di DKI Jakarta selama 2011  tercatat ada 406 kasus aborsi, dengan pelaku aborsi separuhnya adalah anak di bawah umur.   Walhasil, infeksi HIV/AIDS angkanya terus melonjak setiap tahun.   Pertengahan tahun 2010 mencapai 21.770 kasus AIDS positif dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun sebanyak 48,1 % dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 % (Data Kemenkes).   Ini baru sebagian data yang diungkap.   Sisanya tentu menggambarkan kondisi yang tak jauh berbeda. Hampir bisa dipastikan bahwa gambaran menyedihkan di atas menunjukkan buruknya pergaulan remaja masa kini.   Anehnya, budaya pacaran masih dianggap biasa oleh seb

Jerat Dunia Hiburan pada Kaum Ibu

Jerat Dunia Hiburan pada Kaum Ibu Dunia hiburan memang menggelitik semua orang tanpa pandang usia. Inilah fenomena yang terjadi pada tatanan kehidupan yang semakin liberal di negeri ini. Konser musik NOAH pada 2 Nopember lalu di Ancol benar-benar menyihir kawula muda. Mereka  tak hanya remaja, bahkan ibu-ibu muda pun turut memadati area konser tersebut. Bergaya trendi, ibu-ibu ini ngotot menyaksikan aksi terbaru sang bintang pujaan yang sudah lama absen karena tindakan asusilanya itu. Mereka pun bahkan rela meninggalkan anak-anak mereka yang masih kecil hanya demi memuaskan hasrat menghibur diri. Inilah kekonyolan yang berulang terjadi di negeri seribu krisis ini. Krisis yang menghinggapi generasi (anak-anak) dengan semakin banyaknya peristiwa kekerasan yang dilakukan anak, penggunaan obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain sebagainya ternyata belum juga membuat jera kaum ibu untuk turut memikirkan upaya penyelesaiannya. Padahal, telah jelas bahwa permasalahan gen

Membina Ketaatan Pada Anak

Membina Ketaatan pada Anak  (Belajar dari Pengorbanan Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as.) Setiap Idul Adha, kita selalu diingatkan pada keteladanan Nabiyullah Ibrahim as. dan putranya Nabi Ismail as. saat keduanya menjalankan perintah Allah SWT dengan penuh ketaatan dan ketundukan. Dengan keikhlasannya Nabi Ibrahim as. melaksanakan perintah untuk menyembelih putranya. Ismail pun begitu tunduk pada perintah Tuhannya sehingga rela mengorbankan jiwa dan raganya. Keduanya merasa ridha dan yakin akan perintah Allah SWT hingga tak sedikit pun tampak rasa enggan, ragu, apalagi menolak. Tak hanya itu, mereka bahkan bersegera untuk melaksanakan ketaatan tersebut tanpa pernah berpikir untuk menunda ataupun memperhatikan risiko dan akibatnya.  Inilah kisah ketundukan totalitas dua orang hamba Allah SWT yang senantiasa abadi di sepanjang zaman (Lihat: QS ash-Shaffat [37]: 102). Sepenggal kisah pengorbanan dan ketaatan yang luar biasa itu datang dari sebuah keluarga—ayah, ibu dan a

Keluarga dalam Ancaman Kapitalisme

Keluarga dalam Ancaman Kapitalisme Tak dapat dipungkiri, kehidupan sekuler kapitalistik yang mendominasi kehidupan kaum muslim saat ini telah membawa petaka di segala bidang, tak terkecuali institusi keluarga.  Gambaran indahnya keluarga muslim sejati yang dijanjikan Allah SWT kini pudar tergerus oleh kejahatan kapitalisme.  Ideologi yang menjauhkan agama dari kehidupan ini telah sukses mengantarkan keluarga di ambang kehancuran.   Kapitalisme Biang Kerok Segala Persoalan Di antara persoalan paling menonjol yang ditimbulkan kapitalisme adalah kemiskinan.  Bahkan kemiskinan telah menjadi momok paling menakutkan sehingga sempat menipu sebagian kalangan yang ingin melakukan perubahan bagi masyarakat.   Saking beratnya, kemiskinan dianggap persoalan paling penting, sedangkan aspek yang lain kerap dikesampingkan.  Mengapa kapitalisme menghasilkan kemiskinan?  Tentu saja, karena teori ekonomi kapitalisme dibangun berdasarkan asumsi yang keliru.  Asumsi yang selalu ditanamka

Kekerasan Anak adalah Bentukan

Kekerasan Anak adalah Bentukan Di tengah santernya perbincangan tawuran antar pelajar, budaya kekerasan yang dilakukan anak ternyata juga merambah remaja sekolah di pelosok daerah.  Tewasnya  Muhammad Ardian, siswa kelas VIII SMP 2 Rembang Purbalingga oleh teman sekolahnya setelah keduanya berkelahi di halaman sekolah (Tribunnews.com , 23/09/2012) menunjukkan dengan jelas bahwa perilaku keras (jahat) pada anak bukan perkara aneh lagi. Akal sehat mungkin tidak bisa menerima bagaimana mungkin anak SMP tega menusukkan sebilah pisau dapur ke pinggang korban hingga meninggal pada perkelahian sesaat sebelum jam masuk sekolah?  Bagaimana mungkin seorang pelajar SMP bisa berangkat ke sekolah dengan membawa pisau yang sudah ia persiapkan untuk berkelahi (bahkan membunuh temannya).  Apa yang merasuk dalam benak pelajar tersebut; kebencian yang mendalam menyulut aksi kekerasan atau rasa puas bila telah menyelesaikan urusannya dengan membunuh sekalipun. Itulah di antara ben

Menanamkan Adab Bicara kepada Anak

Menanamkan Adab Bicara kepada Anak Di antara perkara yang cukup merepotkan orang tua dari tingkah laku anak-anaknya adalah kebiasaan buruk dalam berbicara.  Padahal berbicara adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan manusia.  Berbicara pula yang pertama-tama dilakukan bayi saat baru lahir, melalui tangisannya.  Dan betapa bahagianya sang ibu tatkala mendengar kata pertama yang diucapkan buah hatinya.  Selanjutnya, seiring perjalanan waktu, sang anak pun mulai tumbuh, berkembang, dan menyerap berbagai informasi yang diterimanya.  Saat itulah sang anak mulai banyak mengatakan segala sesuatu yang pernah ia dengar.  Sayangnya, tak jarang kebahagiaan ibu harus tergantikan oleh rasa prihatin terutama saat sang buah hati mulai berbicara tanpa adab, sopan santun, bahkan  bertentangan dengan syari’at.  Rasa prihatin kian mendalam bila ternyata meski anak sudah mulai menginjak usia baligh, adab berbicara justru semakin ditinggalkan.  Tak jarang ditemui mereka berani membanta

Wacana Nabi Perempuan, Upaya Mengangkat Derajat Perempuan?

Wacana Nabi Perempuan, Upaya Mengangkat Derajat Perempuan? Propaganda kesetaraan gender rupanya tak mengenal waktu.  Bahkan di saat-saat kaum muslim berusaha mendekat kepada Al Qur’an –seperti di bulan Ramadhan ini- persoalan klasik ini kembali dimunculkan.  Bermula dari upaya menyingkap misteri Siti Maryam – salah seorang perempuan yang banyak disebut dalam al Qur’an, opini kemudian berkembang kepada Nabi perempuan.  Inilah yang hendak diungkap oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar –tokoh yang banyak menekuni isu-isu gender- baru-baru ini (Republika.co.id, 12 Agustus 2012). Wacana nabi perempuan sebenarnya sudah lama ada, bahkan tokoh nasional tersebut pernah mengungkapkannya di media cetak nasional pada 2005 lalu.  Dalam sejarah kaum muslim, bahkan sejak abad ke-4 Hijriyah telah muncul pendapat tentang Nabi perempuan.  Hanya saja, pendapat ini tidak berkembang dan cukup asing karena kelemahan argumentasi dan dalil.  Kemudian, mayoritas ulama sepakat tentang tidak adanya n

Dukungan Istri Bagi Dakwah Suami

Dukungan Istri Bagi Dakwah Suami Dakwah adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Kewajiban ini telah diemban oleh generasi awal Islam begitu perintah berdakwah tersebut turun. Para pengemban dakwah pada masa itu adalah orang-orang pilihan yang gagah berani.   Mereka juga adalah para suami yang memiliki keluarga dan istiri di sisinya.   Oleh karena itu, sungguh menarik mempelajari sepak terjang pendamping (istri) para pejuang Islam kala itu.   Sebab, mereka pastilah juga istimewa karena berhasil memberikan dukungan bagi keberhasilan dakwah suaminya. Di balik ketegaran menahan siksa karena mempertahankan kebenaran, di balik kilatan pedang karena menegakkan panji-panji Islam, dan di balik kebijaksanaan pemimpin yang adil ternyata telah bersanding sosok perempuan (istri) yang tegar menanggung risiko dan rela berkorban bahkan mampu bersikap secara agung bagi keberhasilan dakwah sang suami.   Dialah para istiri yang senantiasa memberikan dukungan bagi suaminya (para pejuang Islam).   Semua

Hindari Perilaku Konsumtif di Bulan Mulia

Hindari Perilaku Konsumtif di Bulan Mulia Jakarta | Rabu, 1 Aug 2012 Bagaikan tradisi, pola konsumsi dan belanja masyarakat menjelang dan selama bulan Ramadhan cenderung meningkat. Gelagat ini bahkan terkesan tak bisa dihindari. Padahal, harga barang-barang cenderung naik bahkan hingga lima kali lipat. Namun, tingkat konsumsi dan intensitas berbelanja masyarakat tak jua turun, sebaliknya cenderung meningkat. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat ini tentu harus kita waspadai, jangan sampai cara pandang materialism yang dihiasi oleh sikap hidup mewah, berlebihan, dan mengutamakan kepentingan duniawi (materi) hingga hedonisme, merusak suasana ibadah Ramadhan. Kecenderungan berlebihan, dimulai dari pengaturan menu makanan berbuka puasa hingga kebiasaan memborong berbagai bahan makanan karena khawatir kehabisan dan harga yang melejit, adalah salah satu dari sikap konsumtif yang tidak bisa dilepaskan dari sistem kapitalisme yang membelit. Hingar bingar pasar, mall, toko-toko, hin

Sistem Islam Atasi Pergaulan Bebas

Sistem Islam Atasi Pergaulan Bebas Pergaulan bebas rupanya masih menjadi persoalan paling rumit khususnya bagi remaja.  ; Setidaknya mungkin itulah bentuk keprihatinan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada peringatan Hari Anak Nasional beberapa hari lalu.  Saking prihatiannya, menteri yang baru diangkat tersebut pun kembali melontarkan pernyataan nyeleneh, yaitu pacaran ‘sehat’.  Menurut beliau, dalam berpacaran harus saling menjaga, tidak melakukan hal-hal yang berisiko.  Masa remaja adalah masa yang tepat untuk membekali informasi, penguatan mental, dan iman dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar, sebelum mereka mulai aktif secara seksual (antaranews.com, 13/07/2012).  Sebelumnya beliau juga telah menyampaikan sebuah kebijakan kontroversi, yaitu kondomisasi yang ditentang keras oleh hampir seluruh komponen umat Islam. Berkaitan dengan penanggulangan masalah pergaulan bebas ini, beberapa waktu lalu, LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) juga mengusulkan solu

Dua Mutiara Di Tengah Gulita Malam

Dua Mutiara Di Tengah Gulita Malam Tak diragukan lagi, perjuangan menegakkan Daulah Islam pada awalnya telah bertabur pahlawan perempuan. Di antara para Shahabiat Rasulullah saw. tersebut adalah dua perempuan shalihah nan cerdas lagi berani. Keduanya menjadi pusat perbincangan sejarah ketika mereka tercatat dalam barisan orang-orang yang berani menanggung risiko mendatangi Bukit Aqabah di tengah gulita malam pada pertengahan bulan Dzulhijjah tahun ke-13 kenabian. Dua orang Shahabiat bergabung dengan 73 laki-laki mukhlis lainnya. Mereka adalah Ummu Amarah ra. dan Ummu Mani ra. [...]

Raih Liburan Sukses dan Penuh Makna

Raih Liburan Sukses dan Penuh Makna Pengantar Liburan sekolah adalah masa yang paling ditunggu anak-anak.   Rutinitas belajar di sekolah membuat anak-anak mengharapkan hadirnya waktu senggang untuk melepaskan beban belajar dan beralih menyenangkan diri melalui bermain ataupun kegiatan lainnya yang lebih mereka minati ketimbang belajar dan bertemu guru di sekolah.   Ya, tidak bisa dipungkri liburan sekolah adalah saat yang sangat menyenangkan bagi anak-anak.   Meski demikian, ternyata tidak demikian bagi orang tua.   Mereka umumnya cenderung mengeluh jika liburan sekolah tiba.   Sebab, beban mereka menjadi bertambah.   Anak-anak yang biasanya berada di sekolah sehingga tugas orang tua terkurangi, kini menjadi tanggung jawabnya.   Kegelisahan pun semakin dirasakan jika liburan cukup panjang.   Orang tua sering kehabisan ide untuk mengarahkan kegiatan anak.   Bahkan tak jarang mereka akhirnya mengalah mengikuti kemauan anak-anak meski untuk suatu perkara sia-sia.   Nah, jik

Hukum Syara’ Tentang Batasan Usia Menikah

Hukum Syara’ Tentang Batasan Usia Menikah Pengantar Pernikahan dalam Islam merupakan pengaturan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam bentuk khusus.  Pengaturan ini merupakan solusi bagi berbagai persoalan yang terjadi menyusul interaksi antara laki-laki dan perempuan.  Pernikahanlah yang menjadi pintu dibolehkannya berbagai interaksi yang bersifat khusus antara laki-laki dan perempuan. Islam telah menganjurkan dan bahkan memerintahkan pernikahan. Diriwayatkan dari Ibn Mas‘ud RA, ia menuturkan: “Rasulullah SAW pernah bersabda: “Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan.  Siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya.” (Muttafaq ‘alayhi) Juga diriwayatkan dari Qatâdah yang menuturkan riwayat dari al-Hasan, yang bersumber dari Samurah: “Bahwa Nabi SAW telah melarang hidup

Mencermati Fenomena Anak Pelaku Kejahatan : Peran Strategis Pendidikan Islam di Keluarga dan Sekolah

Mencermati Fenomena Anak Pelaku Kejahatan : Peran Strategis Pendidikan Islam di Keluarga dan Sekolah Pengantar Setiap keluarga muslim tentu mengharapkan anak-anak yang dilahirkannya adalah anak-anak sholih yang memberi kebaikan bagi kedua orang tuanya di dunia maupun akhirat.   Keberadaan anak-anak sholih ini tentu juga menjadi harapan bagi masyarakat dan bangsa.   Namun sayangnya, tidak semua harapan itu mampu diwujudkan.   Dalam kehidupan yang sekuler kapitalistik saat ini, fenomena anak-anak nakal -bahkan melakukan kejahatan- menjadi perkara yang jamak terjadi.   Data Komnas Perlindungan Anak menyatakan bahwa ada 6000-an anak per tahun yang berurusan dengan hukum. Banyaknya anak yang berperkara di pengadilan mungkin belum seberapa jika ditambah lagi dengan banyaknya anak yang melakukan kejahatan namun tidak diproses hukum.   Ini berarti jumlah anak pelaku kejahatan bisa jadi amat banyak. Dari berbagai jenis kejahatan yang biasanya dilakukan anak-anak, tindak

Mendidik Generasi yang Peduli Nasib Negeri

MENDIDIK GENERASI YANG PEDULI NASIB NEGERI Pendidikan dan Kualitas Generasi Generasi muda adalah aset sebuah bangsa.  Jatuh bangunnya sebuah bangsa sangat ditentukan oleh generasi mudanya.  Oleh karena itu, kualitas generasi muda harus dipertahankan pada titik optimal dalam menerima tanggung jawab peralihan generasi menuju terwujudnya kehidupan masyarakat yang makin baik.  Sebagaimana dipahami bersama, kualitas generasi sangat tergantung pada pendidikan yang diterima generasi tersebut.  Kualitas pendidikan yang baik menjamin terciptanya generasi yang mampu membangun negeri.  Sebaliknya pendidikan yang tidak bermutu, tidak akan mengantarkan generasi tersebut untuk siap menerima tanggung jawab mengurus masyarakat.  Oleh karena itu, diperlukan pendidikan yang tepat dan benar-benar akan membentuk generasi yang dapat memikul amanah mengurus urusan umat dengan baik. [...]

Mempertanyakan Kesahihan Pendidikan Kespro dalam Penanggulangan Seks Bebas

Mempertanyakan Kesahihan Pendidikan Kespro dalam Penanggulangan Seks Bebas Pergaulan bebas rupanya masih menjadi bagian dari kehidupan remaja di negeri muslim ini.  Di tengah keinginan menyelamatkan para remaja dari pergaulan bebas, sebuah video pesta seks pelajar  justru beredar baru-baru ini. Kali ini terjadi di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Dalam video tersebut terdapat tujuh anak laki-laki serta dua perempuan melakukan pesta mesum di hutan Semampir, Desa Semugih Rongkop.  Diduga kuat peristiwa itu diabadikan dengan kamera ponsel oleh salah satu pelaku (Kompas.com, 01/02/2012). Sebagaimana yang sudah-sudah, merebaknya seks bebas di kalangan remaja (pelajar) selalu mengingatkan pada sebuah program yang kini giat dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, yaitu pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).  Dalam kasus ini pula, salah seorang pemerhati sosial Gunung Kidul, Tri Asmiyanto, berpendapat bahwa pemerintah setempat seharusnya lebih berperan denga

Femininitas Salah Arah dan Kerusakan Masyarakat

Femininitas Salah Arah dan Kerusakan Masyarakat   Beberapa saat setelah Malinda Dee (MD) ditangkap, menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar menyampaikan komentar keprihatinannya atas pembobolan uang nasabah Citibank yang dilakukan oleh seorang staf private banking perempuan.  Namun menurutnya, hal ini adalah sebuah kasus yang kebetulan saja pelakunya perempuan. Dia pun meminta masyarakat jangan memojokkan kaum perempuan dalam kasus ini. Linda juga menyayangkan bila masyarakat mengaitkan kasus MD dengan sensualitas dan kecantikannya sebagai perempuan. (Republika.co.id, 3/4/2011).   Tidak hanya MD, sebelumnya polisi juga sudah menangkap seorang perempuan cantik yang berprofesi sebagai penipu.  Selly masuk tahanan setelah beberapa korban melaporkan aksi penipuannya.  Para korban tidak menyangka kalau perempuan cantik itu ternyata penipu, karena gayanya yang meyakinkan.   Laki-laki maupun perempuan memang memiliki peluang yang sama untuk melakukan

Kehinaan Perempuan dalam Jerat Kapitalisme

Kehinaan Perempuan dalam Jerat Kapitalisme   Pengantar   Siapa bilang kemoderan yang dikesankan indah oleh kapitalisme adalah kemajuan dan harapan masa depan manusia.  Kini terbukti di depan mata, bahwa kehidupan kapitalistik telah menjerat manusia tak terkecuali kaum perempuan.  Menyisir kondisi perempuan di sepanjang tahun 2011 menyisakan kenangan pahit; perempuan terhina menjadi korban dari kejahatan kapitalisme.    Banyaknya perempuan di ujung palu hakim menunjukkan adanya tren kenaikan jumlah perempuan yang tersangkut kasus hukum.  Selly, sang penipu, Artalyta Suryani (Ayin) sang penyuap, Melinda Dee yang diduga membobol dana nasabah Citibank, Nunun Nurbaetie, Miranda Goeltom, Angelina Sondakh atau pun Wa Ode Nurhayati hanyalah sedikit yang bisa dituliskan di sini.   Meski sebagian belum mendapatkan vonis hukuman, keberadaan mereka makin menambah deret manusia yang penghidupannya tidak mapan, meskipun mereka terlihat hidup di atas garis kemiskinan bahkan kaya raya dan borjuis.

Kritik Bagi Pelaku Transgender

Kritik bagi Pelaku Transgender   Pengantar Kaum transgender tak henti-hentinya berulah.  Komunitas yang menentang hukum Allah ini ternyata masih jauh dari kata taubat, bahkan semakin durhaka.  Festival Q! Film yang mengkampanyekan wacana lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) pada tahun 2010 lalu telah mendapatkan penentangan cukup keras dari sebagian besar umat Islam.  Kita tentu berharap tak ada lagi propaganda merusak seputar LGBT.  Namun kenyataannya, acara 10th Q! Film Festival ternyata digelar diam-diam di Jakarta sejak tanggal 1 hingga 8 Oktober 2011 lalu.  Tentu saja, ini menunjukkan bahwa komunitas tersebut kian hidup dan masih mendapat sambutan dari sebagian masyarakat (hidayatullah.com, 6 Oktober 2011).  Tak hanya itu, mereka pun sempat unjuk gigi pada pembukaan pertemuan nasional AIDS IV di Jogjakarta 3 oktober 2011 lalu.  Keinginannya makin kuat, agar pemerintah memberi ruang kepada mereka untuk melakukan berbagai aktivitasnya selama ini (Koran Tempo, 4 Oktober 20

Indahnya Hidup Dalam Naungan Islam

INDAHNYA HIDUP DALAM NAUNGAN ISLAM   Setiap manusia tentu menghendaki kehidupan yang indah dan menyenangkan, tak hanya di dunia tentu pula di akhirat.  Di tengah kesulitan manusia meraih cita-cita tersebut, menjadi muslim sejati adalah modal utama yang tak ternilai harganya.  Namun, bagaimana meraih kesejatian muslim tersebut di tengah rusaknya tatanan kehidupan manusia.  Benarkah seorang muslim sejati akan meraih keindahan hidup?  Dan bagaimana pula keindahan itu bisa diwujudkan?

Cara membuat label email pada gmail

Cara Membuat Label Email pada Gmail Salah satu cara untuk mengelompokkan email masuk adalah dengan menambahkan atau membuat label email pada gmail untuk email yang masuk tersebut agar memudahkan kita saat mencari kembali email yang kita butuhkan dengan hanya klik label yang terlihat pada beranda gmail sebelah kiri bawah lihat contoh label pada beranda gmail :

Turki Utsmani, Kekhalifahan Terakhir Di Abad 20

Turki Utsmani, Kekhalifahan Terakhir Di Abad 20 Sejak mundur dan berakhirnya era Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawidi Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani, adalah yang terbesar dan terlama. Turki Utsmani runtuh dan berubah menjadi Republik Turki pada tahun 1924M.

Kaapitalisme Rumah Tangga

Kapitalisme Rumah Tangga Oleh : Noor Afeefa   Pendahuluan Mendambakan rumah tangga yang tentram dan harmonis adalah dambaan setiap manusia.  Dan sudah menjadi kebutuhan, ketika seseorang  -secara pribadinya- merasakan kelemahan pada dirinya, ia beralih pada kehidupan rumah tangganya untuk mendapatkan pemenuhan, ketenangan dan kepuasan lahir-batin.  Rumah tangga seakan menjadi benteng terakhir ketika tidak ada satu pun orang lain yang dapat memahami persoalan kehidupan seseorang manusia, baik pihak isteri maupun suami.   Bagi muslim, kehidupan rumah tangga tidak semata-mata menjadi alat pemenuhan kepuasan batin karena dampingan isteri/suami serta anak-anak.  Namun, kehidupan rumah tangga adalah medan berjuang untuk menggapai tingkat ketaqwaan kepada Allah SWT atas pelaksanaan kewajiban yang hanya bisa dilakukan dalam kehidupan rumah tangga.  Seperti, ketika suami mencari nafkah untuk keluarganya, ia merasa ridlo karena telah melaksanakan perintah-Nya dengan sebaik-baiknya.  Demikian

Kembalikan Khilafah Islamiyyah

Kembalikan Khilafah Islamiyyah   Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda : “Hampir-hampir umat-umat yang lain akan mengerubuti kalian seperti orang-orang berebut makanan pada sebuah tempayan.  Salah seorang bertanya : “Apakah karena jumlah kami sedikit ?”  Jawab Rasul : “Tidak, bahkan jumlah kalian banyak, tetapi kalian bagaikan buih di atas air bah (lautan), Allah telah mencabut rasa takut pada dada-dada musuh kalian dan meniupkan rasa al-wahn pada hati kalian”.  Salah seorang bertanya lagi : “Apakah al-wahn itu, wahai Rasulullah ?  Beliau menjawab : Cinta dunia dan takut mati”.  (H.R Abu Daud, Ibnu ‘Asakir)