Raih Liburan Sukses dan Penuh Makna
Pengantar
Liburan
sekolah adalah masa yang paling ditunggu anak-anak. Rutinitas belajar di sekolah membuat
anak-anak mengharapkan hadirnya waktu senggang untuk melepaskan beban belajar
dan beralih menyenangkan diri melalui bermain ataupun kegiatan lainnya yang
lebih mereka minati ketimbang belajar dan bertemu guru di sekolah. Ya, tidak bisa dipungkri liburan sekolah adalah
saat yang sangat menyenangkan bagi anak-anak.
Meski
demikian, ternyata tidak demikian bagi orang tua. Mereka umumnya cenderung mengeluh jika
liburan sekolah tiba. Sebab, beban
mereka menjadi bertambah. Anak-anak yang
biasanya berada di sekolah sehingga tugas orang tua terkurangi, kini menjadi
tanggung jawabnya. Kegelisahan pun semakin
dirasakan jika liburan cukup panjang.
Orang tua sering kehabisan ide untuk mengarahkan kegiatan anak. Bahkan tak jarang mereka akhirnya mengalah
mengikuti kemauan anak-anak meski untuk suatu perkara sia-sia. Nah, jika demikian akankah liburan menjadi
momok bagi orang tua, padahal ia akan selalu datang secara berkala? Tentu saja, seharusnya tidak.
Setiap
orang tua tentu tidak menghendaki jika liburan sekolah hanyalah menjadi ajang anak
melampiaskan penat tanpa kontribusi positif bagi perkembangan pendidikan anaknya. Nah, di sinilah pentingnya orang tua memahami
kiat-kiat menjaga sang buah hati saat liburan sekolah, agar mereka tetap dapat
menikmati asyiknya bermain namun tidak kehilangan manfaat waktu di luar jam
belajar di sekolah. Dan, alangkah
ruginya jika orang tua tidak mampu meraih kebaikan dari waktu luang bersama
putra-putrinya itu. [...]
Persiapan
Orang Tua
Agar
liburan anak sukes dan tidak sia-sia, dibutuhkan pengorbanan orang tua dalam
mengarahkan setiap kegiatan anak selama masa liburan. Berikut beberapa persiapan yang harus
dilakukan orang tua :
Pertama, memiliki kesadaran bahwa tanggung jawab terhadap
anak selama liburan berada di pundak mereka. Betapa banyak orang tua yang tidak memahami
bahwa mereka akan dimintai pertanggung jawaban di yaumil akhir kelak
atas kesempatan yang mereka hadapi bersama putra-putrinya selama liburan. Terlebih jika kedua orang tua sibuk bekerja
sehingga hal-hal seperti ini kurang mendapat perhatian.
Kedua, memiliki perencanaan dan target. Alangkah baiknya
jika orang tua telah merenanakan semua kegiatan anak sebelum liburan tiba. Di samping untuk mengurangi pemborosan waktu
liburan, hal ini juga bermanfaat agar anak dapat ikut mempersiapakan beberapa
alternatif kegiatan menyenangkan bersama orang tua. Jika pihak sekolah juga telah memberikan PR
liburan, maka alangkah baiknya jika hal itu dikompromikan dengan jenis kegiatan
yang direncanakan bersama sehingga semua bisa berjalan dengan baik.
Ketiga, menyediakan cukup waktu dan perhatian terhadap anak. Jika memungkinkan, orang tua (terutama yang
bekerja) dapat menyisihkan waktunya untuk mendampingi anak selama liburan. Betapa menyenangkan jika anak dapat bermain dan
belajar dengan bimbingan dan pantauan orang tua secara langsung. Namun, jika tidak memugkinkan harus diupayakan
memberikan perhatian yang cukup.
Kelalaian orang tua dalam memantau liburan anak biasanya akan berujung
pada kesia-siaan masa liburan.
Keempat, menghindari beberapa kesalahan dalam mendidik anak
selama liburan. Dalam mendampingi
anak-anak melalui masa liburanya, orang tua harus cerdas dan cermat dalam mencari
metode pembimbingan. Tidak seharusnya
liburan membuat anak-anak bosan bahkan berpikir jika liburan tidak ubahnya
sekolah yang membosankan, hanya tempat dan gurunya yang berubah. Nah, jika demikian tentu disayangkan, sebab liburan
seharusnya bisa menjadi variasi cara belajar dan memahami hidup. Akibatnya, anak-anak bisa tertekan dan kurang
mendapatkan pengalaman hidup yang sangat bermanfaat bagi kehidupannya
kelak. Kesalahan juga bisa terjadi
karena orang tua terlalu memaksakan kehendak dan target sedangkan anak belum
siap.
Variasi
Kegiatan Anak
Selama
liburan tidak seharusnya anak menghabiskan waktunya dengan bermain yang tidak
memberi manfaat. Kegiatan menonton
televisi biasanya menjadi aktivitas dominan anak selama liburan. Kondisi ini tentu tidak baik. Apalagi bila siaran televisi yang ditonton
ternyata hanya film anak-anak yang sudah berulang kali tayang tatkala liburan. Kegiatan tersebut hanya akan menghabiskan
waktu, sedang manfaatnya tidak seberapa kecuali anak terhindar dari bermain yang
tidak-tidak.
Kegiatan
anak selama liburan tidak boleh terlepas dari konsep umum pendidikan anak. Dengan demikian haruslah dipilihkan kegiatan
yang mendukung proses pembentukan kepribadian Islam anak-anak. Liburan sekolah juga baik untuk lebih meningkatkan
ketrampilan hidup (life skill) agar anak lebih mumpuni menjalani
kehidupan dengan berbagai ilmu yang diperolehnya di luar jam sekolah.
Lantas,
apa saja jenis kegiatan yang sebaiknya dilakukan anak selama liburan? Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya
diprioritaskan orang tua :
Pertama, meningkatkan pemahaman Islam. Meski di sekolah masalah ini sudah menjadi
bagian yang tak terpisahkan, sebaiknya orang tua tetap memprioritaskan upaya
peningkatan pemahaman Islam di luar sekolah.
Tentu saja, variasi kegiatannya akan beragam. Kegiatan bisa berupa peningkatkan kualitas
ibadah, membaguskan bacaan dan hafalan ayat-ayat al-Quran, kajian sirah Nabi
saw. dan para sahabat sampai peningkatan semangat juang mereka. Adapun metodenya bisa dengan mengikutkan anak
pada pesantren kilat khusus liburan, atau dengan membuat kajian bersama teman
atau tetangga anak-anak baik di rumah maupun di tempat menyenangkan
lainnya. Materi kajian harus dibuat
semenarik mungkin dengan tetap memperhatikan target-target yang ingin di capai.
Untuk lebih menggairahkan bisa pula diselingi dengan
kegiatan lomba seperti lomba kultum, pidato, atau cerdas cermat dan sejenisnya
untuk melihat kemampuannya dalam memahami Islam yang selama ini diperoleh
anak-anak baik di sekolah maupun lingkungannya.
Kegiatan semacam ini akan melatih keberanian sekaligus pengalaman yang
sangat berharga bagi anak. Jika perlu, orang
tua dapat menyiapkan hadiah spesial untuk para pemenang agar anak bersemangat
dan berusaha tampil sebaik mungkin.
Kedua, melatih keterampilan rumah tangga. Liburan sangat baik dimanfaatkan untuk
melatih keterampilan anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan
rumah sehari-hari memang terlihat sepele, tetapi kalau tidak terlatih, akan
membuat anak canggung ketika harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Pada masa liburan ini orang tua dapat melatih
anak untuk mengenalkan beberapa jenis pekerjaan rumah yang sebaiknya anak-anak
ketahui. Misalnya, cara menyapu yang
benar, mencuci piring, merapikan tempat tidur, melipat baju, menyeterika
memasak dan pekerjaan rumah lainnya. Bagi anak laki-laki, bukan berarti tidak dapat
belajar ketrampilan dari lingkungan sekitar rumah. Orang tua dapat mengajarkan anak laki-laki
untuk membersihkan kendaraan misalnya, atau membantu memperbaiki rumah. Orangtua harus terlibat aktif dalam
mengajarkan keterampilan pekerjaan rumah ini sehingga anak tahu persis cara
yang benar. Di samping anak-anak akan
terlatih dengan pekerjaan rumah tangga, kegiatan ini juga bermanfaat untuk
menumbuhkan rasa cinta dan menghargai orang tua.
Ketiga, berkarya dan mengembangkan minat. Sering dijumpai anak harus memendam rasa
ingin tahunya dalam berbagai hal karena kesibukan sekolah. Padahal berbagai hal tersebut adalah sesuatu
yang amat diminati anak-anak. Maka
sayang sekali jika liburan tidak digunakan untuk mengembangkan karya dan minat
anak. Membuat beberapa kerajinan tangan,
menggambar kaligrafi, membuat program-program di komputer atau keahlian
tertentu seperti menganyam, menjahit, memperbaiki peralatan yang rusak dan
lain-lain adalah beberapa jenis kegiatan yang sangat baik dilakukan selama
liburan. Pengembangan life skill
terkadang tumbuh justru di luar sekolah.
Nah, saat liburan sebaiknya orang tua mengarahkan putra putrinya untuk
lebih menekuni ketrampilan hidup yang mereka minati.
Keempat, menjalin keakraban anggota keluarga. Silaturahmi merupakan amalan yang dianjurkan
Rasulullah saw. Mengisi waktu liburan
dengan silaturahmi kepada kerabat sangat baik dilakukan. Namun, jika anak-anak berencana tinggal di
rumah kerabat maka harus dipastikan bahwa semua akan berjalan baik. Anak-anak tidak merepotkan tuan rumah dan dipastikan
pula bahwa pengasuhan mereka selaras dengan pola pengasuhan dan rutinitas yang
selama ini sudah diterapkan di dalam keluarga. Dengan begitu, sepulang liburan
anak-anak memang mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan tidak kehilangan
apa-apa yang selama ini sudah diupayakan bersama di rumah dengan anggota
keluarga.
Kelima, membangun kepedulian terhadap sesama Muslim. Masa libur juga merupakan kesempatan bagi
orangtua untuk membangun kepedulian anak terhadap saudaranya sesama muslim. Misalnya dengan cara mengakseskan mereka
informasi lewat media cetak dan elektonik yang berkaitan dengan perkembangan
negeri-negeri Muslim, penderitaan mereka dan problem yang melanda kaum Muslim
baik di Indonesia maupun di negeri-negeri Muslim lainnya. Langkah praktis lain
yang bisa dilakukan misalnya dengan memutar film-film yang menggambarkan
penderitaan kaum Muslim karena kezaliman musuh-musuh Islam, mengumpulkan
berita-berita yang berkaitan dengan perkembangan kaum Muslim, dan kemudian
mendiskusikannya serta mengajak mereka untuk menyusun rencana aksi.
Keenam, mengasah rasa kepekaan
sosial. Untuk kegiatan ini, anak-anak
dapat dilibatkan dengan mengeluarkan benda-benda yang dimilikinya dan sudah
tidak terpakai lagi untuk diberikan kepada yang memerlukan. Anak-anak juga bisa diajak mengunjungi
panti-panti asuhan, agar mereka bisa turut merasakan sedihnya tidak memiliki
ayah/ibu dan berbagi keceriaan bersama mereka. Anak akan dapat melihat bahwa di
dalam hidup ini ada banyak hal yang belum mereka ketahui. Ada banyak anak-anak yang menjalani hidup
sangat berbeda. Hal ini akan dapat melatih anak untuk senantiasa mensyukuri
nikmat yang sudah Allah SWT berikan.
Ketujuh, mengenalkan Allah melalui
ciptaan-Nya. Berwisata adalah salah satu
cara mengenalkan ciptaan Allah SWT. Tentu
saja, hal ini sangat baik jika dilakukan tatkala liburan bersama keluarga meski
terkadang beberapa objek wisata penuh sesak.
Namun demikian, pemilihan tempat wisata tak harus tempat yang ramai
dikunjungi orang. Yang penting hendaklah
ia berupa alam bebas, seperti pantai, pegunungan, kebun binatang, area
persawahan atau sejenisnya.
Dalam hal ini, orang tua harus
berperan aktif menyampaikan misi kunjungannya, misalnya dengan menerangkan ke-Maha
Besaran Allah SWT dan keterbatasan serta kelemahan manusia sebagai
ciptaan-Nya. Orang tua juga harus menumbuhkan
rasa keimanan kepada Allah SWT yang begitu mendalam dengan memperhatikan
berbagai bantuk ciptaan-Nya yang luar biasa itu. Harus dipastikan bahwa berwisata bukanlah
jalan-jalan atau berbelanja. Sayangnya,
orang tua sering melupakan masalah ini.
Kedelapan, melibatkan anak dalam aktivitas dakwah orang tua. Bagi orang tua yang biasa terlibat dalam
urusan dakwah, liburan merupakan kesempatan bagus untuk melibatkan anak dalam
aktivitas dakwah orang tuanya. Hal ini
penting untuk memberikan contoh dan lingkungan yang kondusif sehingga suasana
dakwah sudah bisa dirasakan anak sejak dini. Kegiatannya bisa berupa mengajak anak turut
serta ketika orang tua menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi,
seminar atau bahkan aksi-aksi protes di jalanan. Selain sebagai sarana latihan dakwah bagi anak,
sekaligus juga sebagai sarana rekreasi keluarga. Sesampai di rumah, anak bisa diminta
pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti.
Namun, sebelum memutuskan untuk mengajak anak pergi
berdakwah, tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapan anak. Harus dipastikan berbagai persiapan agar anak
di sana bisa merasa nyaman dan tidak malah menimbulkan masalah. Sambil mengajak
anak berdakwah, orang tua dapat menjelaskan kepada anak bahwa dakwah adalah
kewajiban setiap Muslim.
Evaluasi
Pasca Liburan
Bila
ada perencanaan, maka haruslah ada evaluasi.
Inilah yang seharusnya dilakukan orang tua pasca menjalani liburan
bersama anak-anak. Selayaknya anak
menyadari bahwa mereka baru saja melewati liburan dan melaluinya dengan
berbagai rangkaian kegiatan. Alangkah
baiknya jika di akhir liburan, orang tua bersama anak mengevaluasi semua
kegiatan tersebut. Dari evaluasi ini
akan tampaklah mana target yang sudah terpenuhi dan mana yang belum. Sehingga pada liburan mendatang hal-hal yang
kurang dapat disempurnakan.
Jika
liburan menjadi menjadi agenda berkala yang terprogram antara orang tua dan
anak, maka anak tentu akan merasa diperhatikan dan senang. Mereka pun akan selalu mengharapkan liburan
yang begitu mengesankan karena banyak ilmu dan pengalaman yang bakal mereka
peroleh. Bukan sebaliknya, liburan malah
menjadi jalan menuju kehancuran generasi karena orang tua lalai dalam
mengarahkan putra putrinya selama liburan sekolah.
Penutup
Liburan
suskes yang penuh warna dan makna adalah dambaan setiap anak. Tentu saja, ia dapat diraih melalui
perjuangan dan pengorbanan orang tua dalam membimbing putra-putrinya. Kesadaran terhadap masalah ini bukan saja
akan meringankan hisab Allah SWT atas tanggung jawab orang tua terhadap
anak, namun lebih jauh juga akan menentukan corak kualitas generasi yang kita
lahirkan. Oleh karena itu, mari kita
tingkatkan kualitas membimbing anak saat liburan. Jadikan liburan sekolah sebagai peluang untuk
melahirkan generasi cemerlang pola dengan pendidikan yang shahih (Islami) dan
terarah dari orang tua. Kiranya Allah
SWT berkenan memudahkan langkah kita untuk mewujudkan semua itu. Aamiin ya Robb al-‘alamiin. [] Noor
Afeefa
Komentar
Posting Komentar