Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Jaminan Keadilan bagi Semua Agama dalam Negara Khilafah Islam

Jaminan Keadilan bagi Semua Agama dalam Negara Khilafah Islam Oleh: Noor Afeefa Fitrah beragama umat muslim kembali terpasung.  Di beberapa negara, umat Islam mengalami diskriminasi.  Dalam waktu yang hampir bersamaan, terjadi berbagai penolakan terhadap agama Islam dan kaum muslim. Sempat beredar kabar bahwa di Angola, sebuah negara kecil di benua Afrika, telah melarang perkembangan Islam, bahkan juga 194 sekte lainnya.  Kabarnya, Pemerintah Angola mengambil langkah-langkah dengan menghancurkan masjid-masjid di negara itu.  Menteri kebudayaan Angola, menyatakan ”Proses pengakuan Islam di negara ini belum disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, masjid akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut”   (eramuslim.com, 25 November 2013). Kabar tersebut lantas dianulir oleh beberapa ulama Angola dan komunitas muslim Angola beberapa hari setelah kabar tidak sedap itu berkembang ke seantero dunia.  Mereka menyatakan bahwa tidak ada penutupan masjid-masjid dan pemerintah

Peran Muslimah dalam Membangun Masyarakat

Peran Muslimah dalam Membangun Masyarakat Oleh: Noor Afeefa Allah SWT menciptakan wanita dengan kodrat kewanitaannya. Ia diberikan karunia sifat kelembutan dan kasih sayang agar bisa melaksanakan tugas utamanya. Karena itulah, Islam mengatur peni kehidupan wanita dengan aturan yang begitu rapi agar pelaksanaannya menjamin keberlangsungan masyarakat secara baik. Allah SWT tidak memberikan peran strategis tersebut kepada laki-laki. Karenanya, secara penciptaan pun laki-laki tidak diberi karunia untuk melahir¬kan, menyusui dan sifat kelemah lembutan. Allah SWT telah menempatkan laki-laki pada posisi yang membutuhkan tenaga atau fisik lebih kuat. Oleh karena itulah, laki-laki dibebani tanggung jawab mencari nafkah bagi keluarganya. Inilah konsep umum pembagian tugas antara laki-laki dan wanita dalam Islam. Sayangnya, keadaan yang begitu indah tertata antara laki-laki dan wanita dalam Islam kini tengah dirusak oleh ideologi kapitalisme. Posisi wanita bergeser. Sungguh, menjad

Tak Ada Tempat bagi PSK

Tak Ada Tempat bagi PSK Oleh: Noor Afeefa Seperti biasa, lebaran membawa perubahan komposisi masyarakat urban.  Yang menyedihkan adalah jumlah PSK (Pekerja Seks Komersial) yang ditengarai mengalami peningkatan di beberapa kota besar.  Di Bekasi peningkatan PSK setelah lebaran diprediksi 15-30 persen di beberapa titik lokasi (Tribunews.com, 19 Agustus 2013). Sayangnya, sebagian kalangan malah cenderung memaklumi kondisi tersebut.  Menurut mereka, inilah harga yang harus dibayar dari semua kesulitan hidup saat ini.  Himpitan yang melanda seluruh rakyat baik di desa maupun di kota telah membawa para perempuan yang minim keahlian ini mengeruk rupiah dengan menjual diri.  Itulah pekerjaan yang dianggap paling mudah dilakukan, karena nyaris tidak membutuhkan kecakapan khusus.  Bahkan, siapa pun bisa melakukannya.  Para perempuan penghibur ini pun berdalih bahwa mereka menjual diri hanyalah untuk menyambung hidup, dari pada harus mengemis atau melakukan tindakan kriminal lainnya yang

Khilafah Wujudkan Lingkungan Aman bagi Anak

Khilafah Wujudkan Lingkungan Aman bagi Anak Oleh: Noor Afeefa Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi anak Indonesia saat ini melainkan prihatin dan miris.  Setidaknya hal ini sejalan dengan apa yang diungkap oleh Komnas PA tentang banyaknya jumlah anak yang mengalami kekerasan khususnya kekerasan seksual di tahun 2013 ini.  Ketua Komnas PA juga menyatakan bahwa 80 persen kekerasan seksual tersebut terjadi di dalam rumah oleh orang-orang terdekat seperti paman, bahkan orang tua sendiri.   Dengan demikian kondisi ini menunjukkan bahwa rumah sudah jarang bisa menjadi tempat mencari perlindungan bagi anak (Metrotvnews.com, 18 Juli 2013). Kondisi memprihatinkan tersebut mungkin sedikit terobati melalui peringatan Hari Anak Nasional yang tahun ini bertema ‘Indonesia Yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai Dari Pengasuhan Dalam Keluarga’.  Mengapa?  Sebab, harapanya jika keluarga atau rumah mampu bersikap ramah dan peduli pada anak, maka salah satu faktor penyebab terbesar m

Menyiapkan Anak di Awal Tahun Ajaran

Menyiapkan Anak di Awal Tahun Ajaran Setiap orang tua pasti menghendaki kesuksesan anak-anaknya, terlebih dalam hal pendidikan.  Pada semua jenjang pendidikan –mulai dari usia dini hingga perguruan tinggi- kesiapan awal menapaki bangku sekolah/kuliah, sangat menentukan kesuksesan pendidikan pada masa selanjutnya.  Dan untuk semua itu, peran sang ibu tentu sangat besar. Namun demikian, tidak sedikit ibu yang menyepelekan persoalan ini.  Merasa anak sudah mendapatkan sekolah atau tempat kuliah, ibu lantas mencukupkan diri dengan perasaan tenang.  Seakan-akan anak pasti lebih baik, lebih pintar, lebih sholih, dan sebagainya.  Hal yang sama juga terjadi tatkala liburan sekolah usai dan sang buah hati sudah kembali ke sekolah.  Mereka merasa lega, karena tugas mengawasi anak tidak lagi membebani mereka.  Tanggung jawab itu dianggap telah beralih ke sekolah. Sungguh, masa awal tahun ajaran adalah masa yang amat krusial bagi anak.  Amat disayangkan jika pada masa ini mereka menyimpa

Menciptakan Kerukunan Umat Beragama di Negara Sekuler, Mungkinkah?

Menciptakan Kerukunan Umat Beragama di Negara Sekuler, Mungkinkah? Pengantar Pro kontra soal RUU KUB (Kerukunan Umat Beragama) belum mereda.  Pemerintah pun dibuat pusing karena di negeri plural ini ancaman terhadap kerukunan umat beragama terus meningkat.  Beberapa momentum perayaan hari-hari besar agama, pendirian tempat peribadatan dan munculnya beragam kelompok keagamaam, tak luput dari ancaman gesekan antar penganut agama.  Berharap mendapatkan jalan keluar yang baik, Work Shop dan Konsultasi Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama telah dilaksanakan di Manado pada awal Mei ini.   Menuntaskan masalah toleransi dan kerukunan umat beragama memang bukan berkara mudah.  Beragam dialog, seminar dan workshop telah diadakan.  Berbagai buku pun telah berupaya mengupas tuntas persoalan ini.  Namun, ibarat angin lalu, semua slogan dan ajakan agar setiap kelompok agama menahan diri dari gesekan seakan tak berarti.  Kelompok Islam radikal biasanya dituding sebagai promotor berb

Menjaga Diri dari Tipuan Duniawi

Menjaga Diri dari Tipuan Duniawi   Hidup dalam tatanan masyarakat kapitalis memang berat. Keinginan berbuat baik pun kerap berujung pada keburukan. Apalagi perbuatan tidak baik, pasti mendatangkan kesulitan. Setidaknya inilah yang kini menimpa sebagian masyarakat yang ingin bertahan hidup di tengah himpitan sistem kufur tersebut. Berharap mendapatkan untung, malah merugi karena investasi yang menipu. Kasus tipu menipu bisnis investasi bukan satu atau dua kali terjadi dan terungkap. Belum hilang ingatan kita tentang sepak terjang Koperasi Langit Biru yang berhasil menipu nasabahnya hingga triliunan rupiah. Kini, investasi yang bersandar pada jual beli emas pun marak didakwa sebagai penipuan. Manajemen Raihan Jewellery dilaporkan kepada Polda Jawa Timur karena perusahaan investasi emas ini tidak menepati janji investasi semula. Dana nasabah yang dihimpun diperkirakan mencapai Rp 13,2 triliun. Selain itu ada pula PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS). Perusahaan yan

Mencermati Fenomena Anak Cepat Dewasa

Mencermati Fenomena Anak Cepat Dewasa Fakta mengejutkan kembali hadir di hadapan kita menyangkut polah tingkah anak-anak jaman sekarang.  Mereka dinilai terlalu cepat dewasa dengan masa kanak-kanak selesai pada usia 12 tahun. Setidaknya itulah yang ditemukan oleh Netmums, sebuah situs internet untuk kaum ibu di Inggris.  Lembaga ini juga menyatakan bahwa anak mendapat tekanan yang kuat agar berkembang lebih cepat (bbc, 6/03/2013). Di Indonesia sendiri, masalah ini pun mulai dirasakan.  Melihat polah tingkah anak-anak khususnya yang mengikuti berbagai ajang penilaian kreativitas anak, menunjukkan bahwa anak-anak jaman sekarang sudah memiliki kemampuan seperti anak-anak di atas usianya (bahkan orang dewasa).  Sudah jamak dijumpai adanya anak usia TK yang mampu menari ala tarian orang dewasa, berlenggak-lenggok ala peraga busana dewasa,  memainkan musik dan menyanyi layaknya pemain band orang dewasa, bahkan berdandan atau bersolek gaya khas orang dewasa. Yang memiriskan, semu

Perayaan Tahun Baru dan Serangan Hadlarah Asing

Perayaan Tahun Baru dan Serangan Hadlarah Asing Hingar bingar penyambutan tahun baru 2013 semakin memuncak, tak terkecuali di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim.  Pergantian tahun pada kalender Masehi itu hampir selalu menjadi rutinitas perayaan yang tidak boleh terlewatkan oleh semua kalangan umur.  Libur panjang yang beriringan dengan Natal bahkan bertepatan dengan liburan sekolah menambah riuh orang-orang yang berkeinginan melalui pergantian tahun itu dengan berbagai kegiatan spesial.  Mereka umumnya beralasan bahwa pergantian tahun adalah kesempatan yang hanya datang setahun sekali, maka apa salahnya jika dirayakan atau diisi dengan kegembiraan melebihi hari-hari biasanya. Bagi muslim, merayakan tahun baru Masehi sebenarnya merupakan aktivitas terlarang.  Sebab, perayaan tahun baru merupakan bentuk kebudayaan (hadlarah) dari luar Islam. Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Pada mulanya perayaan ini dirayakan oleh orang Yahudi