Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Wacana Nabi Perempuan, Upaya Mengangkat Derajat Perempuan?

Wacana Nabi Perempuan, Upaya Mengangkat Derajat Perempuan? Propaganda kesetaraan gender rupanya tak mengenal waktu.  Bahkan di saat-saat kaum muslim berusaha mendekat kepada Al Qur’an –seperti di bulan Ramadhan ini- persoalan klasik ini kembali dimunculkan.  Bermula dari upaya menyingkap misteri Siti Maryam – salah seorang perempuan yang banyak disebut dalam al Qur’an, opini kemudian berkembang kepada Nabi perempuan.  Inilah yang hendak diungkap oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar –tokoh yang banyak menekuni isu-isu gender- baru-baru ini (Republika.co.id, 12 Agustus 2012). Wacana nabi perempuan sebenarnya sudah lama ada, bahkan tokoh nasional tersebut pernah mengungkapkannya di media cetak nasional pada 2005 lalu.  Dalam sejarah kaum muslim, bahkan sejak abad ke-4 Hijriyah telah muncul pendapat tentang Nabi perempuan.  Hanya saja, pendapat ini tidak berkembang dan cukup asing karena kelemahan argumentasi dan dalil.  Kemudian, mayoritas ulama sepakat tentang tidak adanya n

Dukungan Istri Bagi Dakwah Suami

Dukungan Istri Bagi Dakwah Suami Dakwah adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Kewajiban ini telah diemban oleh generasi awal Islam begitu perintah berdakwah tersebut turun. Para pengemban dakwah pada masa itu adalah orang-orang pilihan yang gagah berani.   Mereka juga adalah para suami yang memiliki keluarga dan istiri di sisinya.   Oleh karena itu, sungguh menarik mempelajari sepak terjang pendamping (istri) para pejuang Islam kala itu.   Sebab, mereka pastilah juga istimewa karena berhasil memberikan dukungan bagi keberhasilan dakwah suaminya. Di balik ketegaran menahan siksa karena mempertahankan kebenaran, di balik kilatan pedang karena menegakkan panji-panji Islam, dan di balik kebijaksanaan pemimpin yang adil ternyata telah bersanding sosok perempuan (istri) yang tegar menanggung risiko dan rela berkorban bahkan mampu bersikap secara agung bagi keberhasilan dakwah sang suami.   Dialah para istiri yang senantiasa memberikan dukungan bagi suaminya (para pejuang Islam).   Semua

Hindari Perilaku Konsumtif di Bulan Mulia

Hindari Perilaku Konsumtif di Bulan Mulia Jakarta | Rabu, 1 Aug 2012 Bagaikan tradisi, pola konsumsi dan belanja masyarakat menjelang dan selama bulan Ramadhan cenderung meningkat. Gelagat ini bahkan terkesan tak bisa dihindari. Padahal, harga barang-barang cenderung naik bahkan hingga lima kali lipat. Namun, tingkat konsumsi dan intensitas berbelanja masyarakat tak jua turun, sebaliknya cenderung meningkat. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat ini tentu harus kita waspadai, jangan sampai cara pandang materialism yang dihiasi oleh sikap hidup mewah, berlebihan, dan mengutamakan kepentingan duniawi (materi) hingga hedonisme, merusak suasana ibadah Ramadhan. Kecenderungan berlebihan, dimulai dari pengaturan menu makanan berbuka puasa hingga kebiasaan memborong berbagai bahan makanan karena khawatir kehabisan dan harga yang melejit, adalah salah satu dari sikap konsumtif yang tidak bisa dilepaskan dari sistem kapitalisme yang membelit. Hingar bingar pasar, mall, toko-toko, hin