Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011
Persiapan Dini menuju Pernikahan   P olemik Nikah Dini Fenomena pernikahan dini di Indonesia masih cukup menyita perhatian pemerintah maupun publik.  Sebagai bukti, pada tahun 2011 ini BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) makin gencar melakukan kampanye untuk mendorong agar jangan sampai terjadi pernikahan dini. BKKBN mencanangkan program bernama ‘Genre’ atau generasi berencana. Kampanye ini telah mengarah ke seluruh provinsi di Indonesia.  (detiknews, 18 Mei 2011) Lembaga ini memang termasuk pihak yang paling gencar mengimbau masyarakat
MHTI: Maraknya Kejahatan Seksual, Buah Busuk Sistem Kapitalisme Kantor Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Nomor: 26/PN/09/11 Jakarta, 24 September 2011 / 26 Syawal 1432 H Pernyataan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia : “ Maraknya Kejahatan Seksual , Buah Busuk Sistem Kapitalisme “ Bulan September ini masyarakat dikejutkan dengan laporan terjadinya kasus-kasus pemerkosaan yang disertai perampokan hingga pembunuhan di angkutan umum Jakarta. Gencarnya pemberitaan media terhadap kejahatan seksual tersebut, juga perdebatan seputar faktor penyebab dan langkah solusinya telah mendorong terungkapnya kasus-kasus serupa di berbagai kota besar di negeri ini. Data kasus yang terlaporkan telah terjadi
Pelayanan Persalinan Tidak Manusiawi Akibat Penerapan Sistem Kapitalisme Kantor Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Nomor: 27/PN/11/11 Jakarta, 18 November 2011 22 Dzulhijjah 1432 H Catatan Kritis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia: ” Pelayanan Persalinan Tidak Manusiawi Akibat Penerapan Sistem Kapitalisme” Sabda Rasulullah saw, yang artinya,”Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia, adalah (laksana) penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR Al- Bukhari). Kesehatan adalah hak asasi setiap orang dan karenanya merupakan tanggung jawab mutlak negara untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi setiap individu rakyat. Namun saat ini rakyat kesulitan memperolehnya atau terpaksa mencukupkan diri dengan pelayanan kesehatan yang sangat memprihatinkan bahkan tidak manusiawi karena kebijakan negara yang berpijak pada sistem Kapitalisme. Salah satunya bisa ditemukan pada pelayanan persalinan yang diberikan melalui
Kekerasan Seksual terhadap Anak, Akibat Pengabaian Tata Pergaulan Islam Kejahatan Memilukan Kekerasan seksual kini bukan lagi malapetaka bagi orang dewasa. Kekerasan sekual yang menimpa anak-anak ternyata terbilang tinggi jumlahnya dan cukup menonjol. Dibandingkan kekerasan psikologis seperti membentak, mengancam, dan memaksa, kekerasan seksual pada anak masih menunjukkan statistik lebih tinggi. Meskipun, mungkin hal ini terjadi karena kurang tereksposnya bentuk kekerasan yang lain tersebut sebagai sebuah data. Namun, sebagai sebuah tindak kejahatan, kekerasan seksual anak menjadi perkara yang sangat memilukan. Pasalnya, dampak traumatik yang dialami anak korban kekerasan seksual
Nikah Dini, Penyebab KDRT? Pengantar Pernikahan dini kembali menjadi sorotan. Bak gayung bersambut dengan upaya merevisi UU Perkawinan yang saat ini kembali mencuat, tudingan miring terhadap pernikahan dini kembali dimunculkan. Kali ini pernikahan dini dituding sebagai pemicu munculnya pelanggaran HAM, yaitu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Hasil survey yang dikeluarkan Plan Indonesia mungkin mencengangkan. Betapa tidak, menurut lembaga ini sebanyak 44% pelaku pernikahan dini mengalami KDRT. Kesimpulan pun mengarah pada perlunya merevisi usia pernikahan perempuan yang selama ini timpang dibandingkan laki-laki sebagaimana yang diatur dalam UU Perkawinan saat ini (metrotvnews.com, 25 September 2011). Banyaknya kasus KDRT pada pernikahan dini memang layak menjadi perhatian. Namun, berbagai kasus tersebut tentu saja tidak bisa langsung membuktikan bahwa pernikahan dini menjadi penyebab KDRT. Sebab, kasus KDRT juga terjadi pada pasangan yang tidak nikah dini. Dengan kata
Belajar dari Pengorbanan Ummu Imaroh Pengantar Pada setiap Bulan Dzulhijjah, umat Islam selalu diingatakan tentang hakikat pengorbanan. Tentu saja, karena pada bulan ini terdapat hari raya Idul Adha yang dilatarbelakangi oleh sikap pengorbanan Nabiyullah Ibrahim As. dan Ismail As. Kisah pengorbanan keduanya senantiasa abadi, hingga tak satu pun jiwa orang-orang yang beriman kepada Allah SWT melewatkan peristiwa paling spektakuler di dunia tersebut. Membicarakan kisah pengorbanan, khususnya bagi muslimah, tentu bisa digali dari berbagai peristiwa baik yang dialami para nabi, shahabat atau pun orang-orang shalih di masa lalu. Terlebih, kehidupan umat Islam di awal pertumbuhannya penuh dengan lika-liku yang tak lepas dari pengorbanan kaum perempuan. Salah satu sosok pahlawan perempuan di masa Nabi Muhammad Saw. adalah Nusaibah Binti Ka’ab ra. Jiwa pengorbanannya menjadikan setiap orang yang menelurusuri sejarah peri kehidupannya, tertegun takjub, bahwa ternyata seorang perempu