Langsung ke konten utama

PEREMPUAN CERDAS : MODAL KEBANGKITAN


PEREMPUAN CERDAS : MODAL KEBANGKITAN
Oleh : Noor Afeefa

Wanita adalah tiang negara.  Inilah pernyataan yang paling pas untuk menghubungkan peran wanita dengan negara atau masyarakat.  Pernyataan itu sekaligus menunjukkan bahwa jatuh bangunnya sebuah masyarakat sangat tergantung pada bangkit tidaknya para wanitanya.  Untuk membangkitkan masyarakat terpuruk, bila para wanitanya telah mulai bangkit, maka kebangkitan masyarakat pun tinggal menunggu waktu.  Sebab, hanya dari wanita yang bangkit, akan dilahirkan generasi yang bangkit. Wanita seperti ini pula yang akan memberikan daya dorong terbesar bagi proses kebangkitan sebuah masyarakat.  Di sinilah letak pentingnya membangkitkan kaum perempuan.  Di sini pula urgensi mencerdaskan perempuan sebagai syarat dan modal utama bagi kebangkitan masyarakat.  Sebab, kebangkitan yang hakiki harus dimulai dari kebangkitan berpikir.  Itu berarti kaum perempuan harus cerdas.

            Dalam konteks ini kecerdasan perempuan harus diarahkan untuk menyiapkan perempuan menuju kebangkitan hakiki. Kecerdasan di sini berbeda dengan apa yang diemban oleh Barat dan penganut feminisme yang lebih menitikberatkan pada kemampuan dan kebangkitan bersifat materi atau fisik, seperti kemampuan akademis maupun kemampuan mengarungi berbagai lapangan kehidupan.  Untuk itu, ada beberapa perkara yang harus dilakukan untuk mencerdaskan kaum perempuan.
Pertama, kaum perempuan harus memperkokoh keimanannya.  Keimanan yang kuat akan menjaganya dari melakukan tindakan yang melanggar aturan Allah Swt. Mereka pun akan mampu menjaga amanah yang diberikan Allah, seperti tanggung jawab terhadap anak-anak dan kehidupan rumah tangganya, serta tanggung jawab mengemban da’wah. 
            Kedua, kaum perempuan harus memiliki pemahaman dan pemikiran Islami (aqliyah Islamiyah).  Termasuk di dalamnya adalah memahami hukum-hukum Islam. Dengan pemahaman Islam itulah mereka bisa mendidik diri, keluarga dan lingkungannya untuk tunduk kepada aturan Allah Swt.
            Ketiga, kaum perempuan harus membina sikap jiwa Islami (nafsiyah Islamiyah).  Dengan kecerdasan ini, mereka akan bersegera untuk melakukan berbagai ketaatan kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.  Mereka akan menjadi barisan terdepan sekaligus benteng terakhir bagi proses perubahan masyarakat, dan bukan menjadi penghambat bahkan sumber masalah bagi masyarakat.
Keempat,  kaum perempuan juga harus memiliki kecerdasan dalam bersikap terhadap berbagai fakta kejadian yang ada di sekitarnya.  Inilah yang dinamakan kecerdasan politik bagi perempuan.  Bagaimanapun perempuan harus memiliki sikap terhadap peristiwa politik.  Sebab, ia adalah bagian dari umat.  Perempuan sebagai ibu pun harus memiliki kesadaran politik sebagai penyempurna bagi pendidikan kepada anak-anaknya.  Apalagi bagi perempuan umumnya yang juga mengemban amanah untuk memperbaiki dan mengajak perempuan lainnya untuk kembali kepada hukum Islam, kesadaran politik ini tentu menjadi syarat agar tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. 
            Perempuan sesungguhnya memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam baik dalam melaksanakan tugas da’wah maupun dalam menghasilkan generasi berkualitas.  Oleh karena itu, peremehan terhadap masalah ini sesungguhnya adalah cikal bakal kehancuran generasi dan masyarakat secara keseluruhan.  Hanya perempuan yang cerdas saja yang mampu memikul tanggung jawab membangkitkan umat.  Untuk itu, mari kita bersegera mencerdaskan kaum perempuan, bila tidak ingin masyarakat ini terus terpuruk.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan Adab Bicara kepada Anak

Menanamkan Adab Bicara kepada Anak Di antara perkara yang cukup merepotkan orang tua dari tingkah laku anak-anaknya adalah kebiasaan buruk dalam berbicara.  Padahal berbicara adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan manusia.  Berbicara pula yang pertama-tama dilakukan bayi saat baru lahir, melalui tangisannya.  Dan betapa bahagianya sang ibu tatkala mendengar kata pertama yang diucapkan buah hatinya.  Selanjutnya, seiring perjalanan waktu, sang anak pun mulai tumbuh, berkembang, dan menyerap berbagai informasi yang diterimanya.  Saat itulah sang anak mulai banyak mengatakan segala sesuatu yang pernah ia dengar.  Sayangnya, tak jarang kebahagiaan ibu harus tergantikan oleh rasa prihatin terutama saat sang buah hati mulai berbicara tanpa adab, sopan santun, bahkan  bertentangan dengan syari’at.  Rasa prihatin kian mendalam bila ternyata meski anak sudah mulai menginjak usia baligh, adab berbicara justru semakin ditinggalkan.  Tak jarang ditemui mereka berani membanta

Sistem Islam Atasi Pergaulan Bebas

Sistem Islam Atasi Pergaulan Bebas Pergaulan bebas rupanya masih menjadi persoalan paling rumit khususnya bagi remaja.  ; Setidaknya mungkin itulah bentuk keprihatinan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada peringatan Hari Anak Nasional beberapa hari lalu.  Saking prihatiannya, menteri yang baru diangkat tersebut pun kembali melontarkan pernyataan nyeleneh, yaitu pacaran ‘sehat’.  Menurut beliau, dalam berpacaran harus saling menjaga, tidak melakukan hal-hal yang berisiko.  Masa remaja adalah masa yang tepat untuk membekali informasi, penguatan mental, dan iman dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar, sebelum mereka mulai aktif secara seksual (antaranews.com, 13/07/2012).  Sebelumnya beliau juga telah menyampaikan sebuah kebijakan kontroversi, yaitu kondomisasi yang ditentang keras oleh hampir seluruh komponen umat Islam. Berkaitan dengan penanggulangan masalah pergaulan bebas ini, beberapa waktu lalu, LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) juga mengusulkan solu

Keluarga dalam Ancaman Kapitalisme

Keluarga dalam Ancaman Kapitalisme Tak dapat dipungkiri, kehidupan sekuler kapitalistik yang mendominasi kehidupan kaum muslim saat ini telah membawa petaka di segala bidang, tak terkecuali institusi keluarga.  Gambaran indahnya keluarga muslim sejati yang dijanjikan Allah SWT kini pudar tergerus oleh kejahatan kapitalisme.  Ideologi yang menjauhkan agama dari kehidupan ini telah sukses mengantarkan keluarga di ambang kehancuran.   Kapitalisme Biang Kerok Segala Persoalan Di antara persoalan paling menonjol yang ditimbulkan kapitalisme adalah kemiskinan.  Bahkan kemiskinan telah menjadi momok paling menakutkan sehingga sempat menipu sebagian kalangan yang ingin melakukan perubahan bagi masyarakat.   Saking beratnya, kemiskinan dianggap persoalan paling penting, sedangkan aspek yang lain kerap dikesampingkan.  Mengapa kapitalisme menghasilkan kemiskinan?  Tentu saja, karena teori ekonomi kapitalisme dibangun berdasarkan asumsi yang keliru.  Asumsi yang selalu ditanamka