Langsung ke konten utama
Pelayanan Persalinan Tidak Manusiawi Akibat Penerapan Sistem Kapitalisme

Kantor Juru Bicara
Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Nomor: 27/PN/11/11 Jakarta, 18 November 2011 22 Dzulhijjah 1432 H
Catatan Kritis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia:
” Pelayanan Persalinan Tidak Manusiawi Akibat Penerapan Sistem Kapitalisme”

Sabda Rasulullah saw, yang artinya,”Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia, adalah (laksana) penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR Al- Bukhari).

Kesehatan adalah hak asasi setiap orang dan karenanya merupakan tanggung jawab mutlak negara untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi setiap individu rakyat. Namun saat ini rakyat kesulitan memperolehnya atau terpaksa mencukupkan diri dengan pelayanan kesehatan yang sangat memprihatinkan bahkan tidak manusiawi karena kebijakan negara yang berpijak pada sistem Kapitalisme. Salah satunya bisa ditemukan pada pelayanan persalinan yang diberikan melalui program Jaminan Persalinan (JAMPERSAL).

Program JAMPERSAL seolah berpihak pada rakyat karena memberikan pembiayaan persalinan pada setiap ibu hamil tanpa prosedur berbelit. Program ini juga sekilas sangat memperhatikan kaum ibu karena ditargetkan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) akibat tidak adanya penanganan memadai oleh tenaga medis. Namun dalam praktiknya jauh panggang dari api. Alih-alih memberikan kebahagiaan pada ibu di tengah kondisi keluarga Indonesia yang terbelit kemiskinan, JAMPERSAL justru memunculkan berbagai masalah baru. Banyak ibu melahirkan mendapat pelayanan persalinan tidak manusiawi . Demikian pula banyak tenaga medis merasa dirugikan dengan adanya program ini. Biaya yang sangat minim menghantarkan pada pelayanan oleh tenaga medis dengan standar ala kadarnya bahkan menyengsarakan ibu. Target penurunan AKI tak lebih hanya lips service untuk mencapai target MDGs 2015, tanpa benar-benar menghilangkan faktor-faktor penyebab tingginya AKI. Lebih jauh, program ini juga rawan ditunggangi agenda kontrol populasi melalui program KB.

Mewujudkan tanggung jawab untuk menyampaikan aspirasi umat dan muhasabah lil hukkam, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

  1. JAMPERSAL adalah kebijakan setengah hati pemerintah dalam pelayanan publik. Seolah memahami persoalan masyarakat, namun justru memberikan pelayanan yang menyengsarakan kaum ibu.
  2. Hendaklah pemerintah memberikan pelayanan persalinan yang layak dan bermartabat. Negara akan mampu melakukan itu dan dengan menyediakan dana yang mencukupi jika menjadikan tanggung jawab pelayanan sebagai paradigma,bukan menjadikan kesehatan sebagai jasa yang diperdagangkan. Juga negara seharusnya mengambil sistem ekonomi Islam menggantikan sistem ekonomi kapitalisme
  3. Hanya dengan sistem Islam pelayanan persalinan yang layak dan bermartabat bisa diperoleh masing-masing individu umat. Ingatlah bahwa sejak 13 abad lalu khalifah kaum muslimin telah menyediakan rumah sakit, tenaga medis, logistik dan pembiayaan yang memadai. Khalifah Harun Ar Rasyid telah memerintahkan kas Baitul Mal untuk mendirikan RS, RS bersalin, sekolah kebidanan dan bahkan industri farmasi.
Saatnya mengembalikan kemuliaan kehidupan manusia dengan bersungguh-sungguh memperjuangkan kembalinya sistem Khilafah Islamiyah agar kesejahteraan teraih,terpenuhi semua kebutuhan masyarakat secara layak dan bermartabat.

Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Iffah Ainur Rochmah
Hp: 08123037573
Email: iffah@hizbut-tahrir.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan Adab Bicara kepada Anak

Menanamkan Adab Bicara kepada Anak Di antara perkara yang cukup merepotkan orang tua dari tingkah laku anak-anaknya adalah kebiasaan buruk dalam berbicara.  Padahal berbicara adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan manusia.  Berbicara pula yang pertama-tama dilakukan bayi saat baru lahir, melalui tangisannya.  Dan betapa bahagianya sang ibu tatkala mendengar kata pertama yang diucapkan buah hatinya.  Selanjutnya, seiring perjalanan waktu, sang anak pun mulai tumbuh, berkembang, dan menyerap berbagai informasi yang diterimanya.  Saat itulah sang anak mulai banyak mengatakan segala sesuatu yang pernah ia dengar.  Sayangnya, tak jarang kebahagiaan ibu harus tergantikan oleh rasa prihatin terutama saat sang buah hati mulai berbicara tanpa adab, sopan santun, bahkan  bertentangan dengan syari’at.  Rasa prihatin kian mendalam bila ternyata meski anak sudah mulai menginjak usia baligh, adab berbicara justru semakin ditinggalkan.  Tak jarang ditemui mereka berani membanta

Sistem Islam Atasi Pergaulan Bebas

Sistem Islam Atasi Pergaulan Bebas Pergaulan bebas rupanya masih menjadi persoalan paling rumit khususnya bagi remaja.  ; Setidaknya mungkin itulah bentuk keprihatinan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada peringatan Hari Anak Nasional beberapa hari lalu.  Saking prihatiannya, menteri yang baru diangkat tersebut pun kembali melontarkan pernyataan nyeleneh, yaitu pacaran ‘sehat’.  Menurut beliau, dalam berpacaran harus saling menjaga, tidak melakukan hal-hal yang berisiko.  Masa remaja adalah masa yang tepat untuk membekali informasi, penguatan mental, dan iman dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar, sebelum mereka mulai aktif secara seksual (antaranews.com, 13/07/2012).  Sebelumnya beliau juga telah menyampaikan sebuah kebijakan kontroversi, yaitu kondomisasi yang ditentang keras oleh hampir seluruh komponen umat Islam. Berkaitan dengan penanggulangan masalah pergaulan bebas ini, beberapa waktu lalu, LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) juga mengusulkan solu

Keluarga dalam Ancaman Kapitalisme

Keluarga dalam Ancaman Kapitalisme Tak dapat dipungkiri, kehidupan sekuler kapitalistik yang mendominasi kehidupan kaum muslim saat ini telah membawa petaka di segala bidang, tak terkecuali institusi keluarga.  Gambaran indahnya keluarga muslim sejati yang dijanjikan Allah SWT kini pudar tergerus oleh kejahatan kapitalisme.  Ideologi yang menjauhkan agama dari kehidupan ini telah sukses mengantarkan keluarga di ambang kehancuran.   Kapitalisme Biang Kerok Segala Persoalan Di antara persoalan paling menonjol yang ditimbulkan kapitalisme adalah kemiskinan.  Bahkan kemiskinan telah menjadi momok paling menakutkan sehingga sempat menipu sebagian kalangan yang ingin melakukan perubahan bagi masyarakat.   Saking beratnya, kemiskinan dianggap persoalan paling penting, sedangkan aspek yang lain kerap dikesampingkan.  Mengapa kapitalisme menghasilkan kemiskinan?  Tentu saja, karena teori ekonomi kapitalisme dibangun berdasarkan asumsi yang keliru.  Asumsi yang selalu ditanamka